'/> Peperangan Di Bulan Puasa, Dari Yang Tangan Di Perban Hingga Kecebur Sungai

Info Populer 2022

Peperangan Di Bulan Puasa, Dari Yang Tangan Di Perban Hingga Kecebur Sungai

Peperangan Di Bulan Puasa, Dari Yang Tangan Di Perban Hingga Kecebur
Sungai
Peperangan Di Bulan Puasa, Dari Yang Tangan Di Perban Hingga Kecebur
Sungai

Sekolah dasar yaitu masa-masa yang sangat menyenangkan bagi kami. Bagiku tak ada yang lebih serunya setelahnya. Entah bagaimana semuanya cepat berlalu tapi masih teringat untuk diceritakan 5 atau 10 tahun yang akan datang.


Sebagian dari mereka sudah ada yang menikah dan sebagiannya lagi sudah kerja buruh. Aku bersyukur lantaran masih diberi kesempatan untuk belajar.


Baiklah mari kita bernostalgia terlebih dahulu dengan mengenang dongeng yang berkesan selama bulan ramadhan ketika SD.


Kenapa bulan ramadhan?


Karena bulan inilah banyak keseruan yang terjadi. Kami sanggup bergadang tiap malam untuk nantinya membangunkan orang sahur.


cekidot 123.



Perang Meriam Bambu Selama Ramadhan


 Bagiku tak ada yang lebih serunya setelahnya Peperangan di Bulan Puasa, Dari yang Tangan di Perban Sampai Kecebur Sungai
bp.blogspot.com

Ada tradisi unik selama puasa di desaku. Anak-anak pada berlomba untuk mencari bambu yang mantap untuk dijadikan mercon bumbung. Kaprikornus selama Ramadan itu bunyi bom akan terdengar dimana-mana. Bagi yang kena penyakit jantungan harap bersabar ya.


Cukup sediakan Karbit, minyak tanah atau bensin dan bambu yang besar dan kuat, sudah siap untuk beraksi. Pastikan tempatnya jauhlah dari keramaian, jikalau nggak ya diomelin masa rame-rame.


Pernah seketika kami menyalakan merconnya di belakang rumah, eh gak tahunya ada kakek-kakek lempar kami dengan sandal. Sekali bunyi lagi nih, copot tuh giginya kakek.


Di desa kami kira-kira ada 30 anak yang hobi mercon bumbung sedangkan di desa sebelah hanya 15 anak. Seandainya nih dua desa bentrok langgar bunyi niscaya desaku yang menang. Hanya saja kami ingin  mereka yang memulai duluan.


Benar saja apa yang terjadi, moncong meriam desa sebelah di arahkan ke arah desa kami. Kami pun tidak terima, kami yang berkelompok sendiri kesudahannya harus bersatu. Anggota kelompokku cuma 5 orang, kesudahannya kutemui kelompok lain satu-persatu.


Ngumpulin kelompok tersebut untuk jadi satu tidak mengecewakan usang lantaran daerah satu sama lain jauh jaraknya. Kadang-kadang kami menerima petunjuk dari sumber bunyi mercon mereka.


Baiklah kita sudah berkumpul sekitar 27 orang, yang 3 dari 30 ingin bunyikan di tempatnya sendiri. Tidak apa-apa jumlah kami masih lebih banyak dari mereka. Ada sekitar 27 meriam yang siap dibunyikan. Merconnya Wawan lebih besar dari kami semua.


Menyalakan mercon juga ada seninya, kami atur posisi bagaimana suaranya sanggup lebih menggelegar. Selama kami sibuk atur posisi ,desa sebelah masih tetap membunyikan merconnya. “Lihat saja nanti pembalasan kami ya!” dalam hatiku bergumam ( kayak di sinetron gitu)


Strategi sudah diatur. Kaprikornus posisi di depan 15 meriam, di belakangnya ada 10 dan yang terakhir 3 meriam yang lebih besar.


 Bagiku tak ada yang lebih serunya setelahnya Peperangan di Bulan Puasa, Dari yang Tangan di Perban Sampai Kecebur Sungai
kangtain.blogspot.co.id

Oke, perang dimulai! kami tunggu bunyi meriam desa sebelah berbunyi lagi. Ketika meriam desa sebelah sudah berbunyi pribadi saja kami balas dengan taktik kami.


barisan meriam terdepan kami nyalakan, suaranya cukup menjangkau desa sebelah. dilanjutkan barisan tengah dan terakhir barisan belakang. Puas rasanya lantaran bunyi meriam desa sebelah tidak ada apa-apanya dengan meriam milik kami.


 Bagiku tak ada yang lebih serunya setelahnya Peperangan di Bulan Puasa, Dari yang Tangan di Perban Sampai Kecebur Sungai
timur.ilearning.me

Celaka!? Hendri salah cara dalam menyalakan merconnya. Tangannya pribadi berdarah, kesudahannya kami hentikan perang antar desa ini.


Kami ramai-ramai bawa ia pulang ke rumah. Sesampainya di rumah kami melihat drama antara ibu dan sang anak ( bikin terharu ). Scene tersebut kami lewatkan hingga tangannya hendri sudah diperban.


pesan kami: hati-hati jikalau main mercon bumbung.


Aksi Malam Selepas Tarawih


 Bagiku tak ada yang lebih serunya setelahnya Peperangan di Bulan Puasa, Dari yang Tangan di Perban Sampai Kecebur Sungai
twitter.com

Ini hal yang paling berkesan bagi saya hingga ketika ini, namun sayang kini ini sudah tidak ada acara ibarat itu. Baiklah kita tidak usah menyayangkan hal tersebut lantaran memang zaman sudah berubah.


Aku teringat ketika diawal puasa, bagaimana saya sholat tarawih pertama kalinya di sebuah mushola. Awalnya saya yaitu anak polos, selalu melongo dan selalu sholat di sebelah bapakku. Lama-lama saya berubah sejak berteman dengan anak kampung.


Menggangu orang sholat yaitu dosa yang pertama kali saya lakukan di bulan tersebut. Aku teringat ketika ada orang habis selesai sujud dikasih sapu diantara belakang pahanya (ya gak sanggup duduk). Pernah juga kami mlorotin sarungnya teman, eh ternyata ia cuma pakai celana dalam, bikin ngakak saja.


Habis tarawih biasanya kami nongkrong di warung pinggir jalan. Ketika ada cewek yang habis sholat tarawih atau selesai baca al qur’an pribadi kami godain, “Cewek, godain kita dong” kalimat yang biasa terlontar dari teman-teman.


Persiapan Alat Ronda Tetek


 Bagiku tak ada yang lebih serunya setelahnya Peperangan di Bulan Puasa, Dari yang Tangan di Perban Sampai Kecebur Sungai
dadanmahmud.blogspot.co.id/

Kami tidak mau melewati ramadhan begitu saja. Banyak keseruan di dalamnya daripada bulan-bulan lainnya. Kami pribadi siapkan alat-alat untuk ronda tetek. Kami hanya 5 orang, masing-masing mempunyai talenta tersendiri. Ada yang jago ngedrum, pukul kentongan, hingga layaknya dirigen yang mengiringi musik.


Cerita menariknya di ketika kami membutuhkan bass untuk musik ronda tetek kami, kami berkeliling keseluruh rumah untuk menanyakan apakah ada galon yang tak terpakai, Dari rumah yang menolak dengan bergairah hingga rumah yang tidak menjawab, kami alami semuanya.


 Bagiku tak ada yang lebih serunya setelahnya Peperangan di Bulan Puasa, Dari yang Tangan di Perban Sampai Kecebur Sungai
kidnesia.com

Ternyata sekitar jarak setengah kilometer terdapat kumpulan pohon karet. Disana banyak pohon karet yang ditanam oleh pemerintah dan diambil sari dari batang pohon yang dikelupaskan. Katanya banyak disana tong karet yang belum terisi, kesudahannya kami pun berencana untuk mencuri salah satunya yang kosong.


Kami sudah sangat bertekad, meskipun jaraknya tidak mengecewakan usang tidak menyurutkan langkah kami untuk hingga kesana. Apalagi sangat menyenangkan jalan-jalan di malam hari.


Bermodalkan sarung, korek dan senter kami berangkat kesana. Di sepanjang perjalanan kami mengobrol dan bernyanyi, terkadang juga usil dengan yang lainnya.


Salah satu perut dari kami berbunyi, inilah membuktikan lapar. Mau beli makan gak ada warung yang buka, mau balik pulangjuga nanggung lantaran sudah hingga setengah perjalanan. Bayu muncul idenya, ia berencana untuk mencuri ketela di salah satu kebun di pinggir jalan.


Akhirnya kami pun mengikuti dia. Dengan mengendap-endap kami cabut 2 pohon ketela yang yang paling tinggi, siapa tahu isinya besar. Sudah tercabut kami bawa ke daerah yang aman.


Korek sudah tersedia, kami kumpulkan kayu kering yang tersedia di pinggir jalan. Nikmat betul malam itu, kami buat api unggun kecil-kecilan ditambah makan ketela yang di bakar.


Kami lanjutkan lagi perjalanan. Tak berlangsung usang kami sudah berada di area yang jauh dari rumah penduduk. Banyak pohon di sebelah kanan dan kiri, suasananya sangat sepi sekali bahkan kendaraan aja sudah tidak ada yang lewat.


Tiba-tiba kami mencicipi hawa kengerian. Desis angin dan rengekan bunyi pohon mengakibatkan semacam sensasi keseraman. Aku, Rizal, Wendri dan Riyan kelihatan rasa takutnya sedangkan si Bayu biasa-biasa saja malahan terlihat santai.


Ketika sudah memasuki hutan rasa takut mulai bertambah. Aku, Rizal, Wendri dan Riyan berebutan daerah di tengah barisan, kami takut di belakang apalagi di depan. Bayu di depan kami dan mengecek satu persatu tong yang tidak berisi getah karet.


Setelah lama-lama mencari kami dapatkan satu tong yang kosong, Pulang deh. Provokasi, si Bayu lari beserta yang lainnya.


Kurang asuh saya ditinggal sendirian, padahal lagi bawa tong nih.


Ronda Tetek di Malam Pertama


 Bagiku tak ada yang lebih serunya setelahnya Peperangan di Bulan Puasa, Dari yang Tangan di Perban Sampai Kecebur Sungai
surabayaspot.com

Ini yang paling seru dan ditunggu-tunggu.


Kami biasa tiap malam tidur di mushola dengan bermodalkan selimut sarung. Baru ketika jarum jam sudah menawarkan angka 2 kami bersiap untuk beraksi. Untuk kiprah dirigen diserahkan padaku, penabuh tong diserahkan ke Bayu dan yang lainnya pukul kentongan dan botol minuman.


Ketika sudah jalan saya pribadi ambil komando. Setiap musik niscaya ada intronya, saya suruh Bayu duluan tabuh tongnya disusul kentongan gres botol.


Musik sudah berjalan kami pun juga berjalan. Rencana kami yaitu berkeliling satu desa ke desa yang lainnya. Seru sekali rasanya, ya meskipun suaranya agak fales lantaran kami tidak latihan sebelumnya.


Saat di jalan kami bertemu dengan kelompok lainnya yang berjumlah 6, pengennya sih kami bergabung dengan mereka. Kami berdiskusi dengan mereka,baiklah kelompok kami dan kelompok mereka setuju untuk bergabung hari selanjutnya.


Perang Ronda Sahur


 Bagiku tak ada yang lebih serunya setelahnya Peperangan di Bulan Puasa, Dari yang Tangan di Perban Sampai Kecebur Sungai
bekasiurbancity.com

Ini terjadi pada hari kedua bulan Ramadhan tahun 2006. Kelompok kami berjumlah sekitar 11 orang, sudah sangat pas agar bunyi musik kami terdengar lebih keras. Sepanjang perjalanan kami menyanyikan lagu ‘Karmila’ dan ‘Kucing Garong’.


Ternyata kami bertemu dengan musuh tak diundang dari belakang. Kelompok dari desa lain itu juga ronda sahur parahnya mereka gak pakai alat tradisional ibarat kami tapi pakai sound system. Tentu saja bunyi kami ditutupi oleh bunyi mereka


 Bagiku tak ada yang lebih serunya setelahnya Peperangan di Bulan Puasa, Dari yang Tangan di Perban Sampai Kecebur Sungai
nstenda.com

Kami pun murka dan cari cara untuk mengganggu mereka. Kami kesudahannya bersembunyi di semak-semak untuk menunggu mereka datang.


5 menit berselang mereka datang, kami kacaukan mereka dengan bunyi musik kami yang asal-asal. Diantara mereka ada yang berteriak ” wooeey, mereka ada di semak ” kami pun semuanya keluar dari semak dan berlari terbirit-birit.


Yang paling lucu dan berkesan itu yaitu ketika si Rizal kecebur sungai, padahal sungainya itu banyak gorengannya (berak). Antara ngakak dan prihatin jadi satu. Akhirnya ia tertangkap oleh kelompok itu dan cuma diomongi ( untungnya gak dipukul, jikalau seandainya sudah kami akan laporkan ke emaknya 😀 ).


Tertangkapnya Kelompok Sound System


 Bagiku tak ada yang lebih serunya setelahnya Peperangan di Bulan Puasa, Dari yang Tangan di Perban Sampai Kecebur Sungai
polrestrenggalek.com

Kami kesudahannya vakum dari ronda sahur selama 2 hari lantaran peristiwa alam yang menimpa si Rizal. Tapi ada kabar baik bagi kami lantaran Kelompok sound system kena gerebek polisi. Polisi melarang penggunaan sound system lantaran mengganggu warga disebabkan suaranya yang begitu keras dan berisik.


Kami begitu senang. Kami kesudahannya lanjutkan lagi konser kami ketika sahur.


Advertisement

Iklan Sidebar